Jumat, 14 Januari 2011

Estimasi Biaya


Nama   : Razief meiza
NPM   : 31408008     
Kelas   : 3id02

                                                            ESTIMASI BIAYA

A. Pengertian dan Definisi Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
B. Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
C. Laporan Dasar Akuntansi
Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.
D. Pengertian Akuntasi Menurut Beberapa Tokoh
Warren dkk (2005:10) menjelaskan bahwa: “secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak- pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”. Littleton (Muhammad, 2002:10) mendefinisikan: “tujuan utama dari akuntansi adalah untuk melaksanakan perhitungan periodik antara biaya (usaha) dan hasil (prestasi). Konsep ini merupakan inti dari teori akuntansi dan merupakan ukuran yang dijadikan sebagai rujukan dalam mempelajari akuntansi.”
Accounting Principle Board Statement No. 4 (Muhammad, 2002:10) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa yang berfungsi untuk memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih di antara beberapa alternatif. American Institute of Certified Public Accountant (Muhammad, 2002:11) mendefinisikan sebagai berikut: “akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.”
Definisi Akuntansi yang dikemukakan oleh American Institute of certified Public Accounts (AICPA) yaitu “Akuntansi adalah auatu seni pencatatan, pengelompokkan dan pengikhtisaran menurut cara-cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai uang, segala transaksi dan kejadian yang dikit-dikitnya bersifat keuangan dan kemudian menafsirkan artinya”. Sedangkan American Accounting Association menyatakan akuntansi sebagai “proses pengumpulan, pengidentifikasian dan pencatatan serta pengikhtisaran dari data keuangan serta melaoorkannya kepada pihak yang menggunakannya, kemudian menafsirkan guna pengambilan keputusan ekonomi”.
SIKLUS AKUTANSI
Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode. Apabila digambarkan, siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Transaksi Usaha
Pembuatan Bukti Asli
Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal)
Pencatatan ke Buku Besar dan Buku Tambahan
Neraca Lajur Penyesuaian
Laporan Keuangan
Jurnal Penutup
Neraca Saldo setelah penutupan
1. TRANSAKSI
Transaksi usaha adalah kejadian yang dapat mempengaruhi posisi keuangan dari suatu badan usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajar untuk dicatat. Transaksi ini biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen.
Sebagai contoh transaksi yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan adalah: pembayaran rekening telepon bulanan, pembelian barang dagangan secara kredit, pembelian tanah dan gedung, dan lain sebagainya.
Suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan transaksi lainnya. Misalnya, pembelian barang dagangan secara kredit akan disusul dengan transaksi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor.
a) Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya, misalnya dari slip deposito bank, penerimaan penjualan dan cek.
b) Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).
c) Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami penambahan atau pengurangan yang disebabkan oleh transaksi itu.
d) Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
e) Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.
2. PEMBUATAN BUKTI ASLI.
Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila didukung oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi harus pula disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak mempunyai bukti secara tertulis, misalnya pencurian barang dagangan. Transaksi ini merupakan transaksi yang bersifat luar biasa.
Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan bahan untuk menyusun laporan keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi itu lebih lanjut.
Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksinya transaksi antara lain : kwitansi, faktur dan bentuk – bentuk lain.
3. PENCATATAN DALAM BUKU HARIAN (JURNAL).
Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal). Jurnal adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas.
Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:
a) Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya, misalnya dari slip deposito bank, penerimaan penjualan dan cek.
b) Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).
c) Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami penambahan atau pengurangan yang disebabkan oleh transaksi itu.
d) Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
e) Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.
4. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.
a. Buku Besar (Ledger)
Untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya terutama pimpinan perusahaan rnaka perkiraan-perkiraan yang sudah dihimpun didalam buku harian tersebut harus pula dipisah-pisahkan atau digolongkan menurut jenisnya. Menggolongkan perkiraan menurut jenis perkiraan tersebut dinamakan menyusun buku besar besar itu merupakan penggolongan perkiraan menurut jenisnya.
Jumlah buku besar yang dimiliki perusahaan tergantung pada banyaknya jenis perkiraan yang ditimbulkan oleh transaksi-transaksi perusahaan tersebut, karena masing-masing jenis besarnya sendiri- sendiri.
Judul kolom yang mengidentifikasikan perkiraan buku besar menampilkan: Tanggal, Kolom item, Kolom debet, berisi jumlah yang didebet, dan Kolom kredit, berisi jumlah yang dikredit.
Pemindah bukuan perkiraan memiliki buku berarti memindahkan jumlah dari jurnal kedalam perkiraan yang sesuai dalam buku besar. Debet dalam jurnal dipindahkan sebagai debet dibuku besar, dan kredit dalam jurnal dipindahkan sebagai kredit dalam buku besar.
b. Buku Tambahan (Sub Ledger)
Beberapa perkiraan memerlukan penjelasan secara terperinci untuk mendukung pas-pas Neraca dan Perhitungan Laba-Rugi. Pada perkiraan piutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berpiutang (nama langganan) dan berapa saldo masing-masing langganan. Pada perkiraan hutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berhutang (nama kreditur) dan berapa saldo masing-masing kreditur.
Untuk mengetahui perubahan saldo dari tiap-tiap langganan/ kreditur dibukalah perkiraan untuk tiap langganan/kreditur. Kumpulan yang dari terpisah perkiraan ini disebut buku besar tambahan (buku tambahan) . Perkiraan masing- langganan (buku besar piutang). Demikian juga perkiraan masing-masing kreditor yang membentuk buku besar tambahan disebut buku besar kreditor (buku besar hutang).
Perkiraan piutang dalam buku besar umum merupakan ikhtisar dari perkiraan-perkiraan buku besar tambahan, sehingga perkiraan piutang itu disebut perkiraan kontrol (Controlling accounts) yang mengontrol buku besar piutang. Demikian juga halnya dengan perkiraan hutang.
5. NERACA LAJUR
Setelah seluruh transaksi selama periode dibukukan di buku besar, dihitung. Setiap saldo masing-masing perkiraan dapat perkiraan akan memiliki saldo debet, kredit, atau nol. Neraca saldo adalah suatu daftar dari saldo-saldo perkiraan ini, dan karenanya menunjukkan apakah total debet sama dengan total kredit. Jadi suatu neraca saldo merupakan suatu alat untuk mengecek atas kecermatan pencatatan dan pembukuan.
Dalam neraca saldo terdapat hampir semua perkiraan pendapatan dan beban perusahaan. Dikatakan hampir semua, karena masih ada pendapatan dan beban yang mempunyai pengaruh lebih dari satu periode akuntansi. Itulah sebabnya neraca ini disebut dengan neraca saldo yang belum disesuaikan. Untuk itu diperlukan jurnal penyesuaian.
Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menempatkan pendapatan pada periode dimana pendapatan tersebut dihasilkan dan beban pada periode dimana beban itu terjadi.
Jurnal penyesuaian akan membuat pengukuran laba periode tersebut lebih akurat dan memperbaharui perkiraan Aktiva dan Kewajiban sehingga memiliki nilai sisa yang tepat bagi laporan keuangan. Dengan kata lain, melalui jurnal penyesuaian dapat ditimbulkan perkiraan yang tidak kelihatan.
Perkiraan-perkiraan yang memerlukan penyesuaian antara lain ialah:
1. Biaya-biaya yang masih harus dibayar
2. Pendapatan yang masih harus diterirna
3. Biaya-biaya yang dibayar lebih dahulu
4. Pendapatan yang diterima lebih dahulu
5. Penyusutan bangunan, mesin-mesin dan lain-lain
6. Pemakaian perlengkapan (office supplies dan store supplies)
7. Kemungkinan piutang tidak dapat tertagih
8. Persediaan Barang dagangan.
6. LAPORAN KEUANGAN
Cara penyiapan laporan keuangan yang terbaik adalah mempersiapkan laporan laba rugi terlebih dahulu, disusul dengan laporan perubahan posisi keuangan dan terakhir adalah neraca. Elemen penting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah: nama perusahaan, nama laporan, tanggal atau periode yang dicakup laporan, rangka laporan tersebut.
7. JURNAL PENUTUP
Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa pendapatan, beban, dan pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke dalam perkiraan modal.
Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan beban serta pengambilan pribadi akan mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat penutup dipindah bukukan maka perkiraan modal akan menyerap dampak dari nilai sisa perkiraan sementara tersebut. Walau demikian, pendapatan dan beban akan dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama Ikhtisar Laba Rugi, yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban dan total kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut. Perkiraan Ikhtisar lata rugi merupakan suatu “tempat penyimpanan” sementara yang akan digunakan pada proses penutupan. Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi tersebut akan dipindahkan kedalam modal. Langkah-langkah penutupan perkiraan suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya. Mengkredit Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total pendapatan. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total pendapatan kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba rugi.
2) Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total beban. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total beban ke dalam sisi debet dari Ikhtisar laba rugi.
3) Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar nilai sisa kreditnya dan mengkredit perkiraan modal.
4) Mengkredit perkiraan Pengambilan Pribadi sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet perkiraan modal pemilik perusahaan.
8. NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN.
Siklus akuntansi akan berakhir dengan neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan penjurnalan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan penutupan. Seperti halnya neraca saldo yang terdapat pada awal pembuatan neraca lajur, neraca saldo setelah penutupan adalah daftar seluruh perkiraan dengan nilai sisanya. Langkah ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa buku besar berada pada posisi yang seimbang untuk memulai periode akuntansi berikutnya. Neraca saldo setelah penutupan diberi tanggal perakhir periode akuntansi dimana laporan tersebut dibuat.
PERANAN AKUTANSI DALAM PENYEDIAAN INFORMASI
Peranan akutansi menurut pihak yang menerimanya adalah :
  1. Untuk Pihak Intern / Manajemen Perusahaan adalah para manajer untuk tugas perencanaan, kegiatan perusahaan.
Manajer tingkat atas (top manajer) : perencanaan untuk tujuan jangka panjang, strategi dan kebijaksanaan.
Manajer tingkat menengah (Middle manager) : pengembangan kebijakan dan strategi yang ditetapkan top manajer.
Manajer tingkat Bawah (pelaksanaan yang meliputi supervisor, mandor)
  1. Pihak Eksternal
Pemilik : Memprediksi laba dan perkembangan perusahaan
Kreditor : Analisa Kredit
Pemasok : Analisa pembayaran atas tagihan, misal : Asuransi
Investor : Analisa penanaman modal
Karyawan : Kesejahteraan atas upah dan tunjangan lain
Pemerintah : Kepentingan penetapan pajak, penyusunan statistik pendapatan nasional.
Pada dasarnya nilai uang dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu nilai uang dilihat dari bahan pembuatannya dan dilihat dari penggunaannya.
a. Nilai Uang Dilihat dari Bahan Pembuatannya
1) Nilai  Intrinsik
Nilai intrinsik uang adalah nilai uang berdasarkan bahan-bahan pembuatan uang. Contohnya, untuk membuat uang logam Rp100,00 diperlukan logam perak seberat 1  gram. Dengan demikian, uang sebesar Rp100,00 sama dengan harga yang senilai dengan 1 gram perak. Inilah yang disebut nilai
intrinsik uang.
2) Nilai  Nominal
Pada uang  Rp100.000,00  tertera  angka  seratus ribu  rupiah, maka nilai nominal uang tersebut adalah seratus ribu rupiah. Nilai nominal uang adalah nilai yang tertera pada setiap mata uang yang bersangkutan. Dari dua nilai uang di atas menimbulkan dua istilah fiducier money  dan full bodied money.
1) Fiducier money, yaitu uang yang memiliki nilai nominal lebih besar daripada nilai intrinsiknya. Contohnya ialah semua uang kertas.
2) Full bodied money,  yaitu uang yang memiliki  nilai  nominal sama dengan nilai intrinsiknya. Contohnya ialah semua jenis mata uang logam sehingga uang logam disebut juga full bodied money.

b. Dilihat  dari Penggunaannya
1) Nilai internal  adalah kemampuan suatu mata uang apabila ditukarkan dengan barang. Dengan kata lain, nilai internal uang adalah daya beli uang terhadap barang dan jasa. Contoh uang sebesar Rp200.000,00 dapat ditukarkan dengan 1 gram emas. Ini berarti nilai internal uang Rp200.000,00 adalah sebesar 1 gram emas.
2) Nilai eksternal  adalah kemampuan uang dalam negeri apabila dibandingkan dengan mata uang asing (valuta asing). Dengan kata lain yang dimaksud nilai ekster nal  uang  adalah daya  beli  uang  dalam  negeri  terhadap  mata uang  asing  atau  lebih  dikenal  dengan  istilah  kurs.  Contohnya,  uang Rp100.000,00 mampu ditukarkan dengan 10 Dollar Amerika Serikat (US$ 10 =  Rp100.000,00).  Ini  berarti uang  Rp100.000,00  mempunyai nilai ekster nal sama dengan 10 Dollar Amerika Serikat.
Ada 2 macam nilai uang yaitu nilai nominal dan nilai intrinsik. Nilai nomoinal yaitu nilai tetap yang dibutuhkan atau dicapkan pada uang kertas dan logam maupun uang plastic. Sedangkan nilai intrinsic ialah nilai sebenarnya yang terkandung dalam benda yang digunakan sebagai uang tersebut.
Pada uang yang terdapat nilai nominal dan intrinsic akan terdapat dua kemungkinan. Pertama nilai nomonalnya sama dengan nilai intrinsiknya. Yang kedua adalah nilai nominalnya lebih tinggi dibandingkan nilai intrinsiknya.

Usaha Pembuatan jamur Bakso Goreng


USAHA PEMBUATAN BAKSO JAMUR GORENG


PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 
USAHA PEMBUATAN BAKSO JAMUR GORENG 
BIDANG KEGIATAN:
PKM-AI
Diusulkan oleh: 
NOVI MAULANA                            30408620/ 2008
CIPTO SANTOSO                             30407219/ 2007
DERY INDRA SAPUTRA               30408266/ 2008
FIRMAN SETIAWAN                      30408369/ 2008
RAZIEF MEIZA                                30408008/ 2008


UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2010
HALAMAN PENGESAHAN
             
1.    Judul Kegiatan                 : Usaha Pembuatan Bakso Jamur Goreng
2.   Bidang Kegiatan               : ( √ )   PKM-AI          (   )PKM-GT
3.   Ketua Pelaksana Kegiatan
a.   Nama Lengkap                       :  Novi Maulana
b.   NIM                                       :  30408620
c.   Jurusan                                   :  Teknik Industri
d.   Universitas                              :  Universitas Gunadarma
e.   Alamat Rumah                        :  Jl. Palad Rawa Kuning, 03/016 Cakung Jakarta
f.    No telp/HP                              :  08569845412
g.   Alamat email                           :  maulana_96@rocketmail.com
4.   Anggota Pelaksana           :  4 Orang
5.   Dosen Pembimbing
a.   Nama Lengkap dan Gelar       : Hotniar Siringoringo                                        

Menyetujui                                                                             
Dosen Pembimbing                                                                 Ketua Pelaksana Kegiatan

 (Hotniar Siringoringo)                                                                     (Novi Maulana)

USAHA PEMBUATAN BAKSO JAMUR GORENG
 Novi Maulana, dkk, 2010.
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI, UNIVERSITAS GUNADARMA 
ABSTRAK
            Bakso dan jamur adalah makanan dan vegetarian, Bakso dan jamur sangat digemari oleh masyarakat indonesia. Indonesia memiliki potensi Sumber Daya Alam yang cocok sebagai daerah peternakan dan pertanian karena itu bahan baku produksi bakso dan jamur  sangat melimpah. Oleh karena itu diperlukan suatu inovasi baru untuk mengolah bakso dan jamur sebagai makanan yang mempunyai nilai kelezatan yang tinggi. Hal ini bertujuan untuk memotivasi mahasiswa, petani, dan peternak untuk mengembangkan usaha tersebut sehingga menambah added value pada bakso dan jamur, dan menciptakan peluang usaha baru dalam masyarakat.
      Metode pembuatan bakso jamur goreng  adalah: 1. Penyiapan alat dan bahan yang diper-lukan 2. Pembelian jamur, sayur - sayuran dan bumbu yang di butuhkan 3. Membersihkan  jamur, sayur - sayuran dan bumbu yang di butuhkan Membuat adonan jamur 5. Membuat adonan menu pelengkap (gorengan, tahu, mie) 6. Membuat kuah bakso 7. Menyiapkan bahan penyaji (Saos, Kecap, Sambal) 8. Bakso jamur goreng siap saji dan dipasarkan. Kegiatan ini menunjukkan signal yang positif dilihat dari omzet penjualan dan potensi pasar yang ada  untuk mengembangkan produk bakso jamur goreng sehingga dapat meningkatkan pendapatan, peternak maupun masyarakat, usaha ini akan lebih maju jika dari pihak pihak terkait berpartisipasi untuk mengembangkan dan terus melakukan suatu terobosan-terobosan kearah perbaikan dan kesempurnaan.

Kata kunci :  Bakso jamur, Alternatif kelezatan, masyarakat indonesia.







PENDAHULUAN

Indonesia  merupakan salah satu pulau yang memiliki sumber daya alam  yang melimpah. Sumber daya alam yang beragam jenisnya. Salah satu potensi sumber daya alam yang banyak di budidayakan oleh masyarakat Indonesia adalah jamur. Jamur merupakan salah satu jenis bahan makanan yang cukup kaya akan protein dan memiliki jumlah populasi yang banyak.
Jamur  merupakan sumber protein yang lengkap. Mengandung semua jenis asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat di dalam tubuh, sehingga mutlak harus berasal dari makanan. Yang termasuk dalam kelompok asam amino esensial adalah: isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valinKerang juga kaya akan vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), serta vitamin larut air (B1, B2, B6, B12, dan niasin). Selain itu, kerang merupakan sumber utama mineral yang dibutuhkan tubuh, seperti iodium (I), besi (Fe), seng (Zn), selenium (Se), kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K), flour (F), dan lain-lain. Jamur  sesungguhnya adalah sumber protein yang aman.

Kandungan zat gizi per 100 g jamur
Kandungan gizi
Jamur
 Energi (kkal)
59
91
Protein (g)
8,0
21,0
 Karbohidrat (g)
3,6
0,1
Vitamin A (SI)
300
60
Vitamin B1 (mg)
0,01
0,01
 Air (g)
85,0
75,0

 Kelompok makanan  ini,  kadar kolesterol pada jamur  memang tergolong rendah karena berasal dari utmbuh-tumbuhan. Jika dibandingkan dengan daging ternak. Keunggulan jamur  adalah memiliki protein yang tinggi.
 Namun pada kenyataannya jamur dengan jumlah yang melimpah tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat indonesia. Hal ini karena masyarakat Indonesia kurang mengerti bahwa jamur dapat diproduksi dengan berbagai macam variasi olahan produk.
Masyarakat memanfaatkan jamur hanya sebatas dikonsumsi secara langsung tanpa memberikan nilai tambah di dalamnya. Misalnya hanya melalui proses perebusan, atau ditumis saja. Padahal jika memanfaatkan jamur  menjadi suatu produk yang belum ada di pasaran, hal ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat indonesia, serta dapat mengangkat nama Negara Indonesia.
Melihat fenomena tersebut, maka penulis berusaha untuk membuat olahan baru dari jamur  namun tetap layak untuk dikonsumsi. Produk baru tersebut adalah bakso jamur goring.. Selama ini bakso yang banyak di pasaran adalah bakso yang berbahan dasar daging dari protein hewani yang lain, seperti daging sapi, ikan, dan ayam. Variasi baru bakso yang banyak bermunculan dewasa ini adalah bakso dengan penambahan buah. Tetapi bakso kerang jamur  belum pernah dijumpai di pasaran, oleh sebab itu tim PKM kami mencoba menggali potensi masyarakat Indonesia yang belum teroptimalkan.
Berdasarkan hal tersebut, dirasa sangat penting untuk membuka suatu peluang usaha yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat karena kemudahan mendapatkan bahan baku bakso. Selain hal tersebut, diharapkan bakso  jamur goreng dapat dijadikan makanan khas masyarakat indonesia, sehingga mampu dijadikan daya tarik.
Adapun tujuan dari program kreatifitas mahasiswa pada usaha pembuatan bakso jamur goreng diantaranya adalah sebagai berikut:
a.   Untuk mengetahui cara mengolah jamur  dan bahan dasar bakso sehingga dapat dipadukan menjadi sajian bakso kerang bakar.
b.   Untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan pada bakso kerang bakar sehingga dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Kota Trenggalek dan dapat menjadi alternatif makanan khas Kota Trenggalek.
c.   Untuk mengetahui dampak ekonomis yang timbul dengan adanya penjualan bakso kerang bakar.
METODE
1.   Membuat inovasi rasa
2.   Membuat kemasan
3.   Membuat label produk.
4.   Menyiapkan tempat, peralatan dan perlengkapan.
5.   Melakukan kegiatan produksi.
6.   Merintis jaringan pemasaran.
7.   Evaluasi program membuat dan menyusun rencana tindak lanjut.
8.   Membuat laporan dan menyusun rencana ke depan







HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pembuatan Bakso jamur goreng , tim PKM kami melakukan menyiapkan alat dan bahan yang di butuhkan. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Bakso jamur goring  terdiri dari alat persiapan, alat pengolahan, dan alat penyajian. Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan Bakso jamur goreng terdiri dari bahan pmbuatan bakso, bahan kuah bakso, dan bahan pembuatan pelengkap bakso
Bahan dasar dalam pembuatan bakso jamur goring yaitu jamur, yang merupakan hasil sumber daya alam. Pembuatan bakso jamur goring pada dasarnya sama seperti pembuatan bakso biasa dalam sebuah industri makanan. Prinsipnya adalah dengan menambah dan mencampur jamur.
Dalam hal proses pembuatan bakso jamur goreng, kendala yang ditemui adalah bakso jamur goreng  yang sifatnya mudah kering saat digoreng kelamaan. Dalam hal pemasaran, kendala yang ditemui adalah sulitnya mendapatkan tempat penjualan yang strategis dengan harga sewa yang tidak terlalu mahal
Solusi yang paling tepat untuk mengatasi bakso mudah kering dalam proses penggorengan adalah memakai waktu supaya tidak gosong saat penggorengan dan adonan bakso tidak dibiarkan terlalu lama, dalam arti adonan yang sudah dibentuk langsung digoreng, sehingga mengurangi risiko lembeknya kerasnya bakso pada saat di goreng. Untuk kuah bakso, solusi agar tidak eneg adalah dengan cara mengurangi gajih, proses perebusan dengan waktu yang lebih lama, bawang untuk bumbu kuah digoreng dan tumbuk, serta ditambahkan sedikit pala sebagai penguat rasa.
Banyaknya hasil budidaya jamur  merupakan salah satu potensi dalam pengembangan bakso jamur goreng. Selain itu bakso jamur goreng ini masih belum ada di pasaran menyebabkan potensi usaha pembuatan bakso jamur goreng ini sangat menjanjikan.  Cara pembuatan bakso jamur goreng yang mudah dan praktis menjadikan usaha bakso jamur goreng  ini di masa mendatang akan sangat di minati oleh masyarakat luas. Produk bakso jamur goreng ini jika telah di kelola dengan baik dan profesional mempuyai potensi yang luar biasa karena rasanya yang lezat. Selain itu produk ini di harapkan mampu di pasarkan di pasar modern. Produk bakso jamur goreng ini juga dapat di patenkan karena belum ada di pasaran sehingga akan mempunyai nilai tambah kepada mahasiswa penemu, sebagai penemu inovasi baru dan sebagai peluang usaha baru yang dapat menyerap ribuan tenaga kerja. Analisis ekonomi yang kami lakukan selama proses produksi sampai dengan pemasaran yaitu menggunakan rumus Break Efent Point yaitu:
Tingkat Pengembalian (BEP)
Total Modal : Rp 5.750.000,00
Harga per unit : Rp. 5.000,00
Pendapatan per bulan:(Rp. 5.000,00 x 140x 24 hari)       = Rp. 16.800.000,00 Rata-rata Biaya per bulan : Rp. 29.672.750,00: 2 bulan  = Rp.14.836.375,00
Keuntungan per bulan            = Rp.     1.963.625,00
BEP = Total modal awal
Keuntungan per bulan
=    Rp  5.750.000,00
Rp  1.963.625,00
BEP = 2,9 bulan
Artinya dengan modal awal 5.750.000,00 maka dengan jangka waktu 2,9 bulan modal awal sudah kembali. hal ini mengindikasikan tingkat pengembalian tidak membutuhkan waktu lama.

KESIMPULAN
a.   Cara mengolah  jamur dan bakso menjadi sajian bakso jamur goreng yaitu dengan menjadikan jamur  sebagai bahan campuran adonan bakso dengan cara  jamur  yang diiris kasar dicampur bersama adonan bakso.
b.   Jamur  merupakan salah satu maanan yang mempunyai kelebihan yaitu sangat bagus dikonsumsi berbagai kelompok usia karena kaya akan protein, vitamin dan juga mineral. Mineral yang terkandung di dalamnya antara lain adalah magnesium, iodium dan lain-lain
c.   Strategi pemasaran yang diterapkan pada bakso jamur goreng  sehingga dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia yaitu dengan cara promosi antara lain: penempelan brosur,  penyebaran informasi dari mulut ke mulut, siaran radio, dan pemasangan X-banner pada saat penjualan di Pasar.
d.   Dampak ekonomis yang muncul dari penjualan bakso jamur goreng yaitu harga jual yang bisa mencapai Rp.5000,00 per porsi bakso dengan biaya produksi sebesar Rp 4.600. Banyaknya jamur  yang selama belum dioptimalkan dengan baik, sebaiknya segera dikembangkan untuk lebih meningkatkan nilai ekonomis dari jamur. Karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia.



















DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Gizi Depkes. 1992
(www.kompas.com/swara/index.htm
(www.wikipedia.com)












Universitas Gunadarma. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian
Maulana, Novi. dkk. Program Kreatifitas Mahasiswa: Usaha Pembuatan Jamur Goreng. Bekasi: Universitas Gunadarma.

Rabu, 12 Januari 2011